Home » , » Nasehat Seputar Pendidikan Anak Perempuan

Nasehat Seputar Pendidikan Anak Perempuan

Oleh syaikh Ali Yahya al-Haddadiy -hafizhohulloh- 
لحمد لله وحده والصلاة والسلام على عبده ورسوله محمد وعلى آله وصحبه أما بعد

Wahai pembaca yang dimuliakan Alloh:

Tidak ada satu pun dari kalian melainkan akan dibangkitkan oleh Robbnya setelah kematiannya dan akan dipertanyakan serta akan dihisab atas apa yang telah diperbuat di dunianya ini, dan termasuk yang akan ditanyakan ialah tentang istri dan anaknya; bagaimana kepemimpinan dirinya terhadap mereka dan bagaimana pembinaannya kepada mereka. Oleh karena ini rosululloh shollollohu 'alaihi wa sallam bersabda:

(الرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَّةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا ) الحديثَ

"Seorang laki menjadi pemimpin di rumahnya dan akan diminta pertanggung jawabannya akan kepemimpinannya, dan seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan diminta pertanggung jawabannya akan kepemimpinannya." (al-hadits)

Dan hadits tentang tarbiyyah (pembinaan) memiliki banyak cabangnya, akan tetapi aku dalam kesempatan ini akan meringkas apa yang terkait dengan pendidikan anak-anak putri saja, mengingat betapa pentingnya urusan mereka, dan mengingat dampak dari mereka yang akan dirasakan oleh masyarakatnya baik dari sisi akhlak maupun pergaulan.

Karena anak putri tatkala dia menjadi dewasa nanti akan menjadi seorang istri, ibu rumah tangga, pendidik dan lain sebagainya yang dinanti-nanti dari berbagai kepentingan dalam kehidupan sehingga apabila dia benar (sholehah) maka akan menjadi baik pula banyak hal, dan apabila rusak maka rusak pula banyak hal.

Dan pembicaraan kita nanti sekitar beberapa hal berikut:
   A. Keutamaan anak-anak putri dan batilnya pelecehan kaum jahilayyah kepada mereka.
   B. Berbuat ihsan kepada anak-anak putri; gambaran dan bentuk-bentuknya.
   C. Cara proteksi terhadap anak-anak putri dari berbagai macam bahaya di zaman ini.

A. Keutamaan anak-anak putri dan batilnya pelecehan kaum jahiliyyah.

Apabila kita melihat kepada al-Quran maka kita akan dapatkan di mana al-Quran memandang buruk apa yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyyah terdahulu di mana apabila salah satu dari mereka diberitakan dengan kelahiran anak putrinya maka mukanya menjadi merah padam (menahan malu) dalam kemarahannya, kemudian menjadi malu kepada kaumnya dan gelisah memendam malu, kemudian mulailah dia bergumam dalam hatinya apakah dia mau menguburnya hidup-hidup atau mereka akan membiarkannya dengan menanggung rasa hina, maka Alloh pun memandang buruk perilaku mereka dan mencelanya, dan perasaan jahiliyyah ini terus melekat pada hati sebagian kaum laki terlebih lagi mana kala banyak dari istrinya melahirkan anak-anak putri padahal wanita laksana bumi yang siap menumbuhkan apa saja dari benih yang ditebarkan oleh petani, dan terkadang terjadi pula pada sebagian mereka yang menceraikan istrinya dikarenakan telah melahirkan anak putri -kita berlindung kepada Alloh dari kebodohan dan sikap kaku ini-.

Mereka di masa jahiliyyah tidak menganggap kaum wanita sama sekali sehingga ada seorang pria yang tega mengubur putrinya, menyuruhnya mengurusi anjingnya, dan memberi makan hewan-hewan ternak. Maka Alloh pun menghapuskan pandangan buruk ini dan mengangkat derajat kaum wanita serta menempatkannya pada tempat yang semestinya, membebankan hak-hak kaum wanita pada suaminya, memberikan kewajiban-kewajibannya, memasukkan pembicaraan dengannya sebagaimana kaum laki dalam perintah maupun larangan, dan memberikan kekhususan hukum-hukum yang seusai dengan keadaan mereka lagi cocok dengan kodrat mereka.

Sesungguhnya persoalan kelahiran adalah persoalan takdir yang urusannya di tangan Alloh sehingga Dia berkuasa untuk memberikan anak putri kepada siapa yang Dia kehendaki dan akan memberikan anak laki kepada siapa yang Dia kehendaki atau pun memberikan keduanya kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menguji yang lainnya dengan kemandulan.

Alloh ta'ala berfirman:
ﯘ  ﯙ   ﯚ  ﯛ  ﯝ  ﯞ  ﯟ  ﯡ  ﯢ  ﯣ  ﯤ    ﯥ  ﯦ    ﯧ  ﯨ  ﯩ  الشورى: ٤٩
"Hanya milik Alloh lah kerajaan di langit dan di bumi, Dia menciptakan apa saja sesuai kehendak-Nya, memberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari anak-anak wanita dan memberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari anak-anak laki." (Qs. as-Syuraa: 49)

Dan perhatikanlah bagaimana Alloh dahulukan penyebutan wanita dan mengakhirkan kaum laki, ini sebagai bantahan bagi mereka yang menghinakan kodrat kaum wanita, dan bagi mereka yang meremehkan kedudukan kaum wanita, serta bagi yang tidak menganggap mereka sedikit pun. 

Maka ridhoilah apa yang telah Alloh bagikan untukmu karena sesungguhnya kamu tidak tahu manakah yang lebih baik; berapa banyak dari seorang ayah yang begitu bahagia tatkala diberitakan dengan kelahiran putranya kemudian setelah itu menjadi petaka baginya, dan menjadi penyebab hancur kehidupannya, serta terus merasakan kesedihan dan kegundahannya. 

Berapa banyak dari seorang ayah yang merasa kesal tatkala diberitakan akan kelahiran putrinya pada saat itu yang sebelumnya dia telah menanti-nanti kelahiran anak laki kemudian putrinya ini justru menjadi tangan yang terjulur, menjadi hati yang penyayang, serta menjadi penolong dalam setiap problematika hidup.

Maka dari sini kita ketahui bahwa hakikat dari penyejuk pandangan kita bukanlah dikarenakan yang terlahir adalah putra atau pun putri, akan tetapi hanya anak yang sholeh lagi baik lah yang menjadi penyejuk mata kita baik putra maupun putri. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam menggambarkan sifat 'Ibadur rohman (hamba-hamba Alloh):
ﮣ  ﮤ  ﮥ     ﮦ  ﮧ  ﮨ  ﮩ  ﮪ  ﮫ  ﮬ  ﮭ   ﮮ    ﮯ  ﮰ  الفرقان: ٧٤
"Dan orang-orang yang mengatakan: wahai Robb kamu, berikanlah kepada kami dari istri-istri kami dan anak keturunan kami yang menyejukkan pandangan serta jadikanlah kami sebagai imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa." (Qs. al-Furqon: 74)

B. Berbuat ihsan kepada anak-anak putri; gambaran dan bentuk-bentuknya.

Saudaraku muslim:

Apabila anda telah diberikan rezeki oleh Alloh berupa anak-anak putri maka berbuat ihsan lah dalam mendidik mereka dan memberi nafkah mereka, dan dalam perlakuan kepada mereka dengan mengharapkan pahala dari Alloh ta'ala atau anda telah tahu pahala apa yang akan diberikan dari sisi Alloh jika anda melakukan hal itu? Sungguh, anda jika melakukan hal itu maka anda akan bersama nabi shollollohu 'alaihi wa sallam di akhirat nanti. Disebutkan dalam sebuah hadits beliau bersabda: 

(مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ _ أَيْ بِنْتَيْنِ _ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ) عليه الصلاة والسلام رواه مسلم

"Barangsiapa yang memberi nafkah kepada dua budak wanita -yakni dua anak putri- hingga keduanya baligh maka dia datang di hari kiamat aku dan bersamanya. -Dan beliau menggenggam jari-jemarinya 'alaihis sholat was salam." (HR. Muslim)

Dan beliau juga bersabda:

(مَنِ اْبتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْراً مِنَ النَّارِ) متفق عليه

"Barangsiapa yang ditakdirkan memiliki beberapa anak perempuan kemudian dia berbuat ihsan kepada mereka, maka mereka akan menjadi tabir baginya dari api neraka." (HR. Muttafaq 'alaihi)

Dan berbuat ihsan kepada mereka bisa dalam beberapa bentuk, diantaranya:

1.  Memilihkan ibu sebaik mungkin, dan ini adalah gambaran berbuat ihsan  yang pertama untuk anak keturunan; karena mendapatkan ibu yang baik menjadi sebab menjadi baik anak-anaknya insya Alloh. Berapa banyak Alloh jaga anak-keturunan karena kebaikan orang tua.

2. Memilihkan nama yang terbaik, di mana nama memiliki dampak bagi yang dinamai. Nama beraneka ragam; ada yang dianjurkan dan ada yang boleh, ada yang dibenci dan ada yang diharamkan, dan sekarang telah menjadi perhatian mereka untuk mencari nama-nama yang baru tanpa melihat kepada makna-maknanya atau pun hukum-hukumnya. Berapa banyak pemudi yang memakai nama yang memiliki makna yang jelek, berapa banyak dari para pemudi yang memakai nama asing dari hasil pemberian kedua orang tuannya yang berbangsa Arab dan tinggal di lingkungan bangsa Arab.

3. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik baik dari makanan, pakaian maupun pengobatan, dan berusaha untuk memenuhi tujuan ini termasuk dari sebab yang akan memasukkannya ke dalam surga. Sungguh pernah ada seorang wanita yang menemui Aisyah rodhiallohu 'anha bersama dua anak gadisnya dan wanita tersebut adalah wanita yang sangat lapar, maka berkata Aisyah: dan dia pun meminta kepadaku namun aku pun tidak mendapatkan apa yang ada padaku melainkan satu buah kurma, dan dia pun mengambilnya lalu membagi kurma tersebut untuk kedua putrinya, namun dia sendiri tidak memakannya sedikit pun, kemudian dia berdiri dan keluar bersama kedua putrinya, lalu nabi shollollohu 'alaihi wa sallam pun masuk dan aku ceritakan kejadian itu dan beliau bersabda:

(إِنَّ اللهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الجَنَّةَ وَأَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ) رواه الشيخان

"Sesungguhnya Alloh telah menetapkan baginya masuk ke dalam surga dan membebaskannya dari api neraka." (HR. al-Bukhori dan Muslim)

4. Memuliakan mereka, memberikan kelembutan dan kasih sayang kepada mereka: Adalah nabi shollollohu 'alaih wa sallam apabila kedatangan putrinya, Fathimah, beliau mengatakan: "selamat datang wahai anakku", dan pernah beliau suatu hari keluar untuk mengimami orang-orang dalam keadaan beliau memangku Umamah putri anak gadisnya, Zainab, dan apabila beliau hendak ruku' maka beliau pun meletakkannya, dan apabila beliau bangkit maka beliau menggendongnya (kembali), dan seolah-olah tidak ada yang mengurusi Umamah sehinga beliau mengkhawatirkan Umamah, atau beliau hendak mensyariatkan kepada orang-orang agar mereka mencontoh kepada petunjuknya shollollohu 'alaihi wa sallam. Dan nabi adalah orang yang paling berbelas kasih kepada anak-anak secara umum apakah kepada anak laki maupun anak perempuan, beliau mencium mereka, mengusap kepada mereka, mendoakan mereka serta bermain bersama mereka, dalam hal demikian terdapat banyak kebaikan.

Dan tatkala anak putri tersebut semakin dewasa maka menjadi semakin butuh kepada tambahan penghargaan dan pengakuan (dari orang tua) dan manakala telah terpenuhi apa yang menjadi kebutuhannya dan anak tersebut telah merasa bahwa di rumah kedua orang tuanya dia memiliki nilai dan kedudukan maka yang demikian itu akan lebih mengundang kepada ketenangan jiwanya, kedamaian dan keistiqomahan keadaannya. Adapun jika dia melihat yang ada justru pelecehan dan perasaan tidak dibutuhkan sehingga tidak ada komunikasi yang terjalin melainkan perintah dan larangan serta tuntutan untuk melayani atau bersikap buruk kepadanya niscaya akan membenci rumahnya dan keluarganya dan terkadang setan membisikkan kepadanya sehingga mulailah dia mencari-cari apa yang tidak dia dapati di rumahnya dari kasih sayang dan kelembutan dengan cara yang diharamkan yang dapat menjerumuskan kepada jurang yang dalam dan hanya Alloh semata yang tahu hingga mana berakhirnya.

5. Keadilan yang diberlakukan diantara dirinya dan saudara-saudaranya yang lain baik yang laki maupun yang wanita, karena perasaan teraniaya dan sikap memihak kepada selainnya yang lebih besar akan menumbuhkan sikap kebencian pada diri anak tersebut kepada kedua orang tuanya dan kedengkian kepada orang yang lebih diunggulkan dari dirinya baik saudara-saudara laki nya maupun saudara-saudara wanita, maka bertakwalah kepada Alloh dan berbuat adil-lah kepada semua anak-anakmu. Adapun dalam urusan nafkah, maka disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. Sedangkan dalam hal pemberian maka bagian lelaki dua kali lebih besar dari wanita dan kalau pun sekiranya disetarakan juga baik.

6. Memberinya pendidikan dengan pendidikan yang islami semenjak dari tingkatan pertama, mendidiknya untuk beradab dalam meminta izin, adab makan dan minum, adab berpakaian, mendiktekan kepadanya apa yang dia mampu dari al-Quran dan dzikir yang disyariatkan, mengajarkannya tata cara berwudhu dan sholat, dan memerintahkan kepadanya sholat jika dia telah menginjak usia tujuh tahun dan mewajibkan kepadanya jika dia telah berusia sepuluh tahun, karena anak perempuan jika tumbuh dan berkembang di atas kebaikan maka dia akan menjadi suka dan senang dan menjadikannya mudah untuk diwajibkan kepadanya dan ditugaskan kepadanya.

7. Mengajarkan dan mendidiknya dalam perkara yang dibutuhkan olehnya setelah dia berpindah pada kehidupan rumah tangganya; apakah mengajarkan tata cara memperlakukan suami, mengajarkan untuk mengurusi pekerjaan rumah tangganya; dari memasak, membersihkan rumah dan semisalnya. Karena ada pada sebagian rumah tangga yang tidak mementingkan sisi ini sehingga manakala anak gadis itu telah beranjak kepada kehidupan rumah tangga suaminya ternyata dia tidak pandai dalam memasak maupun menyalakan kompor, tidak pandai bergaul maupun perlakuan kepada suaminya. Dan terkadang suaminya pun menjadi tidak sabar dan mudah emosi/marah, sehingga muncullah berbagai problem di usia dini yang terkadang berakhir dengan perceraian.

8. Segera menikahkannya apabila telah mencapai usia wanita dewasa dan apabila telah ada pria yang datang dari orang yang diridhoi agamanya, amanahnya dan akhlaknya dan dia pun ridho kepada pria tersebut, maka yang demikian adalah perbuatan ihsan yang terbesar baginya. Karena keterlambatan menikah bagi seorang wanita menjadi sebab tergelincirnya dia dari jalan yang lurus, terlebih lagi di masa kini.

Dan kemudahan yang diberikan oleh wali dari pihak wanita dalam urusan pernikahan baik dalam hal mahar maupun permohonan-permohonan lainnya menjadi penyemangat orang-orang yang berminat untuk menikahinya dan menikahi saudara-saudara putri nya yang lain, dan hendaknya hati-hati bagi keluarga muslimah ketika menunda pernikahan putrinya dengan alasan untuk menyelesaikan studinya atau dengan alasan anak gadisnya masih terlalu kecil dan semisalnya dari alasan-alasan yang teramat lemah karena hal itu hanya akan mengembalikan masyarakat pada tingkatan yang terburuk.

9. Tetap berhubungan dan mengunjungi dia setelah menikah dan ikut membantu memenuhi kebutuhannya dan ikut menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan ikut larut dalam kesedihan dan suka citanya, dan hendaknya berhati-hati bagi ibu untuk terlibat langsung dalam kehidupan anak gadisnya karena terlalu banyak ikut campur dalam perkara yang tidak dibutuhkannya terkadang dapat melukai kehidupan rumah tangga anak gadisnya.

Selesai secara ringkas.

Written by : Muslimah - Berilmu, beramal dan berakhlak karimah

Kami memberikan ijin sepenuhnya kepada Anda yang berminat untuk mengutip sebagian atau keseluruhan dari kontents blog ini dengan tanpa mengurangi, menambahkan atau merubahnya dan dengan tetap memberikan sumber penukilannya. Keluhan bisa Anda alamatkan kepada Kami di: ummu_abduh@yahoo.com

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar